Rabu, 27 Februari 2013

psikologi umum


A. Manusia dan perkembanganya

                Mengenai  faktor-faktor yang menentukan dalam perkembangan  manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari beberapa ahli sehingga pendapat-pendapat itu menimbulkan bermacam-macam teori perkembangan manusia. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lain, bahkan ada yang bertentangan dengan satu dengan yang lain. Teori-teori perkembangan terssebut adalah:
1.     Teori  Nativisme
Teori ini  menyatakan bahwa perkembangan manusia itu  akan menentukan oleh faktor nativus,yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor  yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan.dari teori diatas menggambarkan sifat manusia yang ditentukan oleh orang tuannya dan tidak dapat diubah oleh individu itu sendiri,jadi baik buruknya individu tergantung pada sifat orang tuanya.oleh karena itu teori ini bertanggapan bahwa pendidikan di pandang tidak penting dalam perkembangan suatu individu.tetapi ternyata  teori ini tidak dapat diterima oleh ahli-ahli lainnya.

2.     Teori empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan . maka dari itu peranan pendidikan dalam hal ini sangat besar , pendidikan yang akan menentukan keadaan individu itu di kemudian hari.


3.     Teori konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan atau konvergen dari kedua teori di atas, teori ini di kemukakan oleh William stern. Menurut W. Stern baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan di tentukan baik oleh faktor yang di bawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkunga (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen. Dari teori di atas dinyatakan bahwa perkembangan individu di pengaruhi oleh faktor pembawaan orang tuadan faktor lingkungannya. Karena dalam teori konvergensi faktor pembawaan tidak mutlak mempengaruhi perkembangan individu melainkan juga dapat di pengaruhi oleh pengalaman dari lingkungan sekitarnya.




B. Faktor Pembawaan dan Lingkungan

       Faktor endogen (pembawaan)
        Faktor endogen ialah faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran.  Jadi, fakor endogen merupakan faktor keturunan atau faktor pembawaan. Individu mempunyai pembawaan-pembawaan yang berhubungan dengan sifat-sifat kejasmanian, temperamen, dan bakat.

Kejasmanian
        Kejasmania adalah  suatu sifat yang umumnya tidak dapat diubah, misalnya warna kulit, keadaan rambut dan sebagainya. Sifat-sofat ini merupakan sifat-sifat mereka dapatkan karna faktor keturunan.
Temperamen
        Temperamen merupakan sifat-sifat seseorang tang erat hubungannya dengan struktur kejasmaniaan seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologik seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain, yang terdapat dalam diri manusia.
Bakat
        Bakat merupakan potensi yang berisi kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang kesuatu arah. Bakat bukanlah sesuatu yang telah jadi, yang telah terbentuk pada waktu individu di lahirkan, tetapi baru merupakan potensi saja. Untuk mengaktulisasikan bakat diperlukan  lingkungan yang baik, yang mendukung, disinilah letak peranan lingkungan dalam perkembangan individu. Karena itu, langkah yang baik ialah memberi kesempatan untuk mengembangkan bakat sebaik-baiknya.

Faktor eksogen (lingkungan)
Faktor eksogen merupakan faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman, alam sekitar dan pendidikan. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnyapengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan pada individu. Sedangkan pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan secara sistematik untuk mengembangkan potensi yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Pendidikan itu bersifat aktif.
Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan:
1.      Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada individu.
2.      Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan dalam masyarakat, dimana dalam lingkungan masyarakat ini ada interaksi individu satu dengan individu lain.
Lingkungan sosial dibedakan:
1.      Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota yang lain
2.      Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar.

Hubungan antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal-balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan. Bagaimana sikap individu terhadap lingkungan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Individu menolak atau menentang lingkungan.
 Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai ini individu dapat memberikan bentuk atau perubahan lingkungan seperti yang di kehendaki oleh individu yang bersangkutan
2.      Individu menerima lingkungan.
Dalam hal ini keadaan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri individu. Dengan demikian, individu akan menerima lingkungan itu

3.      Individu bersikap netral.
Dalam hal ini individu tidak menerima tetapi juga tidak menolak.


C. Kelainan psikis
Di dalam psikologi dikenal tingkah laku yang menyimpang dari tingkah laku yang normal. Penyimpangan tingkah laku ini disebabkan oleh danya kelainan psikis pada orang-orang yang bersangkutan. Kelainan psikis dapat juga di anggap sebagai penyakit kejiwaan.
Kelainan psikis ada bermacam-macam dan dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis sebagai berikut:
·       Keterbelakangan mental
Tanda-tanda orang yang terbelakang:
1.      Kecerdasannya sangat terbatas
2.      Ketidak mampuan sosial
3.      Arah minat sangat terbatas
4.      Perhatiannya labil
5.      Daya ingatnya lemah
6.      Emosi sangat terbatas
7.      Apatis
8.      Kelainan badaniah seperti badan terlalu kecil
Berdasarkan taraf intelegensinya, orang-orang terbelakang dapat dibagi dalam beberapa  jenis, yaitu:
1.      Idiot (IQ dibawah 20)
2.      Imbesil (IQ 20-50)
3.      Debil atau moron (IQ 50 dan 70)

Pembentukan kepribadian
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun isitilah ini digunakan sehari-hari.
Gordon W. Allport (1961) mengajukan sebuah definisi, yang dianggap paling tepat dan paling lengkap:
“kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus)dari individu tersebut terhadap lingkungannya”.

Pembentukan identitas diri
Pengalaman yang umum maupun yang khusus memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap-tiap individu dan individu itupun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu struktur kepribadian yang  ketat. Proses integrasi pengalaman kedalam kepribadian yang makin lama makin menjadi dewasa disebut proses pembentukan identitas dirinya.

Ekspresi kepribadian
Karakteristik yang dianggap terpenting untuk mengenali kepribadian adalah:
1.      Penampilan fisik
2.      Temperamen
3.      Kecerdasan dan kemauan
4.      Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai
5.      Sikap sosial
6.      Kecenderungan-kecenderungan dalam motivasinya
7.       Cara-cara pembawaan diri
8.      Kecenderungan patologis.


·       Kelainan seksual
Ada dua macam kelainan , yaitu
1.      Kelainan pada objeknya
Di sini cara seseorang memuasakan dorongan seksualnya adalah normal , tetapi objek yang di jadikan sasaran pemuasan itulah yang lain dari biasanya. Misalnya homoseksual pda pria dan lesbian pada wanita, anak dibawah umur , hewan , pakaian.
2.      Kelainan pada caranya
Objek pemuasan seksual tetap lawan jenisnya, tetapi caranya tidak biasa , misalnya memamerkan alat kelamin , mengintip, menyakiti pasangannya.


·       Psikoneurosis
Yang diderita oleh orang neurosis adalah ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik konflik dalam diri orang tersebut sehingga tegangan tidak kunjung reda  dan akhirnya menjadi neurosis. Gejala ini timbul sedikit demi sedikit , kadang prosesnya membutuhkan waktu terlalu lama . berbagai macam psikoneurosis  sesuai dengan gejalanya digolongkan sebagai berikut:
1.      Neurosis kekuatiran
ü  Takut , adalah perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu.
ü  Khawatir , adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali . kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang , gelisah , tegang , tidak aman.
ü  Cemburu , adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang
ü  Gembira , adalah ekspresi dari kelegaan yaitu perasaan terbebas dari ketegangan
ü  Marah , sumber dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai tujuannya .
2.      Histeris
Penderita psikoneurosis jenis ini secara tidak sadar meniadakan fungsi salah satu anggota tubuhnya sendiri.

Psikoneurosis disebut juga sebagai kelainan mental yang “kecil”, oleh karena selain gejala-gejala yang ada pada orang yang bersangkutan, orang tersebut sepenuhnya normal. Ia masih dapat bergaul, bekerja, belajar, dan sebagainya seperti orang-orang lainnya.
-         Psikosis

Jenis-jenis psikosis adalah sebagai berikut:
a.      Psikosis fungsional
1.      Skizofremi
Pada penderita skizofremi biasanya terjadi apa yang disebut perpecahan kepribadian, yaitu pikiran, perasaan, dan perbuatannya berjalan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan antara satu dengan lainnya. Jadi, orang tersebut misalnya dapat berbicara tentang anaknya yang meninggal digilas kereta api (pikiran) sambil tertawa-tawa (perasaan) dan menari-nari (perbuatan).
2.      Paranoia dan kondisi paranoid
Psikosis jenis ini ditandai oleh adanya kecurigaan yang tidak beralasan terus-menerus yang pada puncaknya dapat menjadi tingkah laku agresif.
Kondisi paranoid adalah jenis yang merupakan bentuk antara skizofremi jenis reaksi paranoid dengan paranoia.
3.      Psikosis manis-depresif: Jenis psikosis ini terutama menyangkut aspek emosi penderita. Pemderita mudah menjadi sangat genbira atau sangat sedih, sangat agresif atau diam seperti patung.

b.      Psikosis Organik
Faktor utama penyebab psikosis organik adalah faktor kelainan pada tubuh atau kelainan fungsi anggota tubuh. Misalnya, karena usia tua (senil) yang menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah di otak sehingga orang tua yang bersangkutan bertingkah laku seperti seorang psikosis.

-         Psikopati

Psikopati adalah kelainan tingkah laku, khususnya berbentuk tingkah laku yang anti sosial, yaitu tidak memedulikan norma-norma sosial.
            Beberapa jenis psikopati, antara lain:
1.      Jenis yang simpatik tetapi tidak bertanggung jawab
2.      Jenis yang memusuhi dan memberontak terhadap semua hal yang tidak disukainya
3.      Jenis hipokondris
4.      Jenis yang anti sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar